Sabtu, 09 November 2013

MASALAH SOSIAL TAWURAN PELAJAR

Tawuran atau Tubir adalah istilah yang sering digunakan masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota besar sebagai perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Sebab tawuran ada beragam, mulai dari hal sepele sampai hal-hal serius yang menjurus pada tindakan bentrok. Tawuran dapat menyebabkan perpecahan di kalangan para pelajar. Tawuran merupakan suatu penyimpangan sosial yang berupa perkelahian. sebagai contohnya:
 
 
 
 
Tawuran SMA 6 Vs SMA 70, Satu Tewas
JAKARTA - Konflik antarpelajar SMAN 6 dan SMAN 70, Bulungan, Jakarta Selatan nampaknya tak pernah berakhir. Siang ini, Senin (24/9) sejumlah siswa dua sekolah tersebut kembali tawuran di Bulungan. Akibat aksi ini, seorang siswa SMAN 6, Alawi harus meregang nyawa setelah disabet senjata tajam oleh pelajar yang diduga dari SMA 70 tepat di belakang Blok M Plaza, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Peristiwa ini bermula ketika sekitar 20 pelajar dari SMAN 70 datang dan menyerang 15 siswa SMAN 6 yang akan bermain futsal. Penyerangan ini terjadi saat jam pulang sekolah. Alawi dan teman-temannya saat itu sedang berkumpul di sebuah tempat nongkrong terkenal di Jakarta Selatan.

"Tadi lagi nongkrong di Sevel, tiba-tiba diserang," jelas Faruq, teman Alawi.

Diserang tiba-tiba, para pelajar itu tak bisa berbuat banyak. Termasuk  Alawi yang tak bisa menghindari sabetan senjata tajam pelajar SMAN 70. Ia mengalami luka serius di bagian dada.

Faruq mengaku setelah melihat Alawi terkapar bersimbah darah, ia dan teman-temannya langsung membawa korban ke Rumah Sakit Muhammadiyah, Kebayoran Baru. Namun nyawa Alawi tak dapat diselamatkan.

"Lukanya kena sabetan di sekitar dada, kayaknya kena celurit," sambungnya.

Sementara itu, menurut Kepala Kepolisian Resort Jakarta Selatan Kombes Wahyu Hadiningrat selain satu tewas, terdapat juga dua korban luka lainnya. Diduga dua korban terkena lemparan batu. Ia belum menyebutkan identitas dua korban itu.

"Peristiwanya sangat cepat, begitu mereka menyerang dan langsung bubar," tuturnya.

Saat ini, kata Wahyu, pihaknya sedang melakukan penyelidikan latarbelakang kasus pembunuhan tersebut, termasuk memeriksa beberapa saksi di tempat kejadian.
 
Dampak dari Adanya Tawuran
Tawuran antar pelajar yang ada di Indonesia saat ini sudah menjadi agenda rutin dan sepertinya sudah membudaya dalam kalangan mereka. Banyak tawuran yang terjadi antar sekolah hanya karena dendam dari  alumni yang tidak terbalas dan akhirnya menjadi budaya turun temurun yang susah untuk dihapuskan atau dihilangkan dari sekolah tersebut. Apabila tawuran tetap ditumbuh kembangkan di kalangan pelajar maka akan menimbulkan dampak negatif berupa kerugian. Tidak hanya bagi mereka para pelajar dan sekolah yang bersangkutan, namun juga masyarakat sekitar. Kerugian tersebut antara lain:
a. Kerusakan tempat tawuran / material
Dalam kerusakan di tempat mereka melakukan aksi tersebut kebanyakan dari para pelaku tawuran tidak mau bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka timbulkan. Biasanya mereka hanya lari setelah puas melakukan tawuran. Contohnya pecahnya kaca pada mobil, perusakan fasilitas umum, pembakaran ban ataupun kendaraan bermotor dsb.
b. Rusaknya citra baik sekolah
Pencitraan yang baik yang telah dibangun oleh para perangkat sekolah, baik itu kepala sekolah, jajaran guru dan karyawan, serta prestasi yang diraih oleh murid yang lain akan pudar dan sirna apabila murid-murid yang lain masih mempertahankan tradisi tawuran. Akibatnya di tahun ajaran berikutnya, peminat calon murid baru akan berkurang.
c. Adanya korban jiwa
Tawuran antar pelajar selain merugikan secara material juga mengakibatkan adanya korban jiwa. Misalnya tawuran antar pelajar yang menggunakan senjata tajam seperti batu, clurit, dan senjata tajam lainnya menyebabkan adanya korban luka baik korban luka ringan maupun berat, dan bisa juga ada korban meninggal.
d. Dampak psikis
Contohnya keresahan masyarakat dan traumatik. Keresahan masyarakat ini akan menimbulkan rasa tidak percaya terhadap generasi muda yang seharusnya menjadi agen perubahan bangsa. Selain keresahan itu, traumatik bisa dialami oleh masyarakat yang ada di lokasi saat terjadi tawuran. Masyarakat akan menjadi takut dan tidak berani lagi berhadapan dengan kelompok pelajar.
(http://www.scribd.com/doc/20775852/6-Tinjauan-Sosiologis-Dan-Politis-Tawuran-Pelajar-by-DN)

Upaya / Solusi Mencegah Tawuran
Walaupun tawuran sudah menjadi agenda rutin dan budaya da kalangan pelajar, tidak menutup kemungkinan apabila tawuran bisa dicegah. Upaya untuk mencegah terjadinya tawuran tidak hanya dilakukan oleh pihak sekolah atau keluarga saja, namun juga semua pihak yang ada dalam masyarakat itu sendiri. Upaya pencegahan yang bisa dilakukan antara lain :
a. Dengan memandang masa remaja merupakan periode storm and drang period (topan dan badai) dimana gejala emosi dan tekanan jiwa sedang gencar dialami, sehingga perilaku mereka mudah menyimpang. Maka pelajar itu sendiri perlu mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang lebih bermanfaat dan dapat mengembangkan bakat yang dimiliki, seperti mengikuti kegiatan kursus, berolahraga, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, belajar, dan sebaginya.
b. Pencegahan yang dilakukan keluarga antara lain:
• Mengasuh anak dengan baik. ( Penuh kasih sayang, penanaman disiplin yang baik, ajarkan anak membedakan hal yang baik dan buruk, mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab, mengembangkan harga diri anak, menghargai anak jika berbuat baik atau mencapai prestasi tertentu.
• Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat: Hal ini membuat anak rindu untuk pulang ke rumah.
• Meluangkan waktu untuk kebersamaan
• Orang tua menjadi contoh yang baik dengan tidak menunjukan perilaku agresif, seperti: memukul, menghina dan mencemooh.
• Memperkuat kehidupan beragama . Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari - hari.
• Melakukan pembatasan dalam menonton adegan film yang terdapat tindakan kekerasannya dan melakukan pemilahan permainan video game yang cocok dengan usianya. Kegagalan remaja dalam menguasai keterampilan sosial akan menyebabkan ia sulit meyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Sehingga timbul rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku normatif (misalnya, asosial ataupun anti-sosial). Bahkan lebih ekstrem biasa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan.
c. Sekolah juga memiliki peran dalam mengatasi pencegahan tawuran, diantaranya:
• Menyelenggarakan kurikulum Pendidikan yang baik adalah yang bisa mengembangkan secara seimbang tiga potensi, yaitu berpikir, berestetika, dan berkeyakinan kepada Tuhan.
• Pendirian suatu sekolah baru perlu dipersyaratkan adanya ruang untuk kegiatan olahraga, karena tempat tersebut perlu untuk penyaluran agresivitas
• Sekolah yang siswanya terlibat tawuran perlu menjalin komunikasi dan koordinasi yang terpadu untuk bersama-sama mengembangkan pola penanggulangan dan penanganan kasus. Ada baiknya diadakan pertandingan atau acara kesenian bersama di antara sekolah-sekolah yang secara "tradisional bermusuhan" itu.
d. LSM dan Aparat Kepolisian LSM disini dapat melakukan kegiatan penyuluhan di sekolah-sekolah mengenai dampak dan upaya yang perlu dilakukan agar dapat menanggulangi tawuran. Aparat kepolisian juga memiliki andil dalam menngulangi tawuran dengan cara menempatkan petugas di daerah rawan tawuran dan melakukan razia terhadap siswa yang membawa senjata tajam.
e. Pemerintah berperan menghapuskan tayangan berbaru kekerasan yang merajalela di layar kaca. Sudah tugas negara untuk menjaga mental rakyatnya dari informasi media massa yang merusak.
 
Sumber : 
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Tawuran
  • http://wulandaricahya.blogspot.com/2011/03/tawuran.html\
Opini : pendapat saya, terhadap tawuran pelajar yg sering kali meresahkan masyarakat itu sangatlah memprihatinkan karena tawuran tersebut dapat merugikan masyarakat lain maupun fasilitas yg ada dilingkungan tersebut. tidak hanya itu bahkan dapat menghilangkan nyawa orang lain yg ikut maupun tidak ikut tawuran. maka dari itu seharusnya pemerintah dan polisi harus sigap dalam mengatasi tawuran pelajar tersebut agar tidak terulang kembali.